Selasa, 19 Mei 2015

Jember Tak Lagi Indah




Jember Tak Lagi Indah
(Terima kasih bagi semangat mereka melawan tirani menjaga Jember, Empat Hantu PDP Kayangan)

Tak banyak yang bisa kita lakukan saat kekuasaan telah memperdaya rakytanya yang telah memeberinya kewenangan itu. Kedaulatan tak lagi dimilki oleh rakyat karena sebuah praktik kekuasaan yang mementingkan urusan diri dan keluarganya. Bagaimana nasib anak generasi bangsa yang hanya diberi seongok tanah kering dan tandus yang tak lagi hijau.
Apabila ada pepatah nasi sudah menjadi bubur, mungkin masih enak kita makan lain halnya bubur menjadi basi, yang tak lagi berguna, dimakan pun hanya menimbulkan rasa sakit. Mungkin itulah yang akan terjadi pada cucu generasi bangsa ini yang tak lagi bisa melihat indahnya alam pegunungan, lantaran di jamannya kelak semua menjadi dataran.
Pemecatan 4 anggota aktifis FKPAK yang memperjuangkan lahan perkebunan kopi dan karet dari para investor tambang yang tamak. Mereka lah hantu-hantu PDP Kahyangan, yang dengan bahasa lugas nan lantang mereka menghantui para penguasa yang tamak.
Kini mereka tidak lagi bekerja, pendapatan untuk keluarga kini dirampas oleh penguasa daerah, perjuangan buruh perkebunan terhenti, sementara. Mereka, penguasa pemerintah setempat dengan segala konspirasi politiknya memperdaya rakyatnya sendiri dengan membungkam paksa para aktifis ini.
Segala skenario mereka gunakan, semata-mata hanya untuk memperlancar tujuan mereka, yaitu membuka pintu masuk bagi para investor pertambangan untuk mengekploitasi negeri mereka sendiri. Ya, harta. Ketamakkan penguasa ini semata-mata demi nilai rupiah yang dihasilkan dari usaha pertambangan yang menggiurkan namun merusak alam dan ekosistemnya.
Pidato Bupati Jember, tentang geliat nafsu anak perawan untuk membuka pintu masuk bagi investor sudah lama didengungkan, dengan skenario memberi status keuangan PDP Kahyangan pailit dan membutuhkan hubungan kerjasama pihak kedua, dalam hal ini investor.
Metode ini merupakan langkah awal bagi penguasa untuk memberi peluang besar bagi investor masuk ke wilayah Jember. Model KSO (kerjasama operasional) inilah mereka datang ke Jember, dalih membantu mengatasi kepailitan yang dialami PDP mereka diam-diam melakukan operasi tambang.
Jika pepatah diatas terjadi, maka yang tertinggal adalah bubur yang basi. Selamat tinggal kebun kopiku, Jember tak lagi indah tanpa seduhan kopi dalam cangkir kunomu.

Tidak ada komentar: