Jember Tak Lagi Indah
(Terima kasih
bagi semangat mereka melawan tirani menjaga Jember, Empat Hantu PDP Kayangan)
Tak banyak yang bisa kita lakukan saat kekuasaan
telah memperdaya rakytanya yang telah memeberinya kewenangan itu. Kedaulatan tak
lagi dimilki oleh rakyat karena sebuah praktik kekuasaan yang mementingkan
urusan diri dan keluarganya. Bagaimana nasib anak generasi bangsa yang hanya
diberi seongok tanah kering dan tandus yang tak lagi hijau.
Apabila ada pepatah nasi sudah menjadi bubur,
mungkin masih enak kita makan lain halnya bubur menjadi basi, yang tak lagi
berguna, dimakan pun hanya menimbulkan rasa sakit. Mungkin itulah yang akan terjadi pada cucu generasi bangsa ini
yang tak lagi bisa melihat indahnya alam pegunungan, lantaran di jamannya kelak
semua menjadi dataran.
Pemecatan 4 anggota aktifis FKPAK yang
memperjuangkan lahan perkebunan kopi dan karet dari para investor tambang yang
tamak. Mereka lah hantu-hantu PDP
Kahyangan, yang dengan bahasa lugas nan lantang mereka menghantui para penguasa
yang tamak.
Kini mereka tidak lagi bekerja, pendapatan untuk
keluarga kini dirampas oleh penguasa daerah, perjuangan buruh perkebunan
terhenti, sementara. Mereka, penguasa
pemerintah setempat dengan segala konspirasi politiknya memperdaya rakyatnya
sendiri dengan membungkam paksa para aktifis ini.
Segala skenario mereka gunakan, semata-mata hanya
untuk memperlancar tujuan mereka, yaitu membuka pintu masuk bagi para investor
pertambangan untuk mengekploitasi negeri mereka sendiri. Ya, harta. Ketamakkan penguasa ini semata-mata demi nilai rupiah
yang dihasilkan dari usaha pertambangan yang menggiurkan namun merusak alam dan
ekosistemnya.
Pidato Bupati Jember, tentang geliat nafsu anak
perawan untuk membuka pintu masuk bagi investor sudah lama
didengungkan, dengan skenario memberi status keuangan PDP Kahyangan pailit dan membutuhkan
hubungan kerjasama pihak kedua, dalam hal ini investor.
Metode ini merupakan langkah awal bagi penguasa
untuk memberi peluang besar bagi investor masuk ke wilayah Jember. Model KSO (kerjasama
operasional) inilah mereka datang ke Jember, dalih membantu mengatasi
kepailitan yang dialami PDP mereka diam-diam melakukan operasi tambang.
Jika pepatah diatas terjadi, maka yang tertinggal
adalah bubur yang basi. Selamat tinggal kebun kopiku, Jember tak lagi indah
tanpa seduhan kopi dalam cangkir kunomu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar