Rabu, 29 April 2015

Inspirasi, [minum] Kopi ditemani [me] Rokok
















Inspirasi, [minum] Kopi  ditemani [me] Rokok


kreativitas dari para leluhur dan para penduduk indonesia luar biasa.
tembakau dicampur dengan klembak, tembakau dicampur dengan cengkeh,
menjadi rokok klembak, menjadi rokok cengkeh dan ini suatu kreativitas yang luar biasa.
(WS Rendra, Selasa, 28 April 2009)

Tulisan ini bukan tulisan ilmiah, karena saya bukan seorang ilmuwan ataupun peneliti. Ini adalah sebuah essai, bukan sebuah paparan ilmiwah akan dampak positif dan negatif dari keduanya, yang akan menggiring pembaca untuk memihak dan memilih. Subjek yang sangat kental dengan kehidupan masyarakat, dalam menemani setiap lika-liku perjalanan hidup mereka.  Entah sebuah fenomena, tradisi atau kebiasaan subjek-subjek tersebut melekat pada hampir sebagian masyarakat kita. Jika ada pepatah ada gula ada semut, maka


Inspirasi, [minum] Kopi  ditemani [me] Rokok


kreativitas dari para leluhur dan para penduduk indonesia luar biasa.
tembakau dicampur dengan klembak, tembakau dicampur dengan cengkeh,
menjadi rokok klembak, menjadi rokok cengkeh dan ini suatu kreativitas yang luar biasa.
(WS Rendra, Selasa, 28 April 2009)

Tulisan ini bukan tulisan ilmiah, karena saya bukan seorang ilmuwan ataupun peneliti. Ini adalah sebuah essai, bukan sebuah paparan ilmiwah akan dampak positif dan negatif dari keduanya, yang akan menggiring pembaca untuk memihak dan memilih. Subjek yang sangat kental dengan kehidupan masyarakat, dalam menemani setiap lika-liku perjalanan hidup mereka.  Entah sebuah fenomena, tradisi atau kebiasaan subjek-subjek tersebut melekat pada hampir sebagian masyarakat kita. Jika ada pepatah ada gula ada semut, maka ada kopi ada rokok munculah inspirasi. Sering kita jumpai dalam bisnis kopi, dari kelas atas sampai pada pedagang keliling yang ada disetiap pingiran jalanan bahwa mereka menjual kopi selalu ditemani oleh rokok.  Bahkan, Sang Legendaris Iwan Fals pun menjadi bintang iklan salah satu dari tiga subjek tersebut, dengan semboyannya Bongkar Kebiasaan Lama!, tidak hanya itu sebuah lirik lagu dalam judul Permpuan Malam, yang pernah diciptakannya pun membawa unsur kopi dan sebatang rokok, segurat catatan (inspirasi) tersimpan, bahkan WS. Rendra pun menuangkan dalam karya seninya.

Kenapa Kopi berteman dengan rokok ? Mungkinkah kopi tanpa rokok ? atau rokok tanpa kopi ?
Sebuah tesis yang belum tentu benar sebagian besar [semua] perokok suka minum kopi, atau sebagian besar [semua] orang yang suka minum kopi adalah perokok. Pernyataan itu, mungkin tidak terjadi hari ini, atau juga besok tapi memungkinkan terjadi hari ini dan besok.  Kedekatan kopi dan rokok sangat erat, akrab dan tidak terpisahkan, perpaduan mereka membuat suasana komunikasi menjadi encer, berkumpul bersama.
Saya, Anda, dan Kalian, munkin tidak akan pernah tahu sejak kapan kopi dan rokok bergandengan erat  hingga kini, cinta dan kasih sayang mereka begitu erat hingga kini. Padahal, sebagian besar kopi berasa pahit dan sedikit manisnya, tetapi rokok masih saja setia menunggu dan menemani kopi. Gambaran diatas, sebuah klise kehidupan yang kerap terjadi pada manusia. Pahit getirnya kehidupan yang mereka jalani pasti ada sisi manisnya. Persoalan keluarga, ekonomi dan persoalan sosial masyarakat lainnya sering menghampiri hidup mereka dan harus dilalui, persoalan itu membutuhkan inspirasi (ide) untuk mengatasi masalah tersebut dan menjadikannya sebuah pengalaman (memorial) manis layaknya kopi dan rokok yang melekat di lidah untuk kita nikmati.
Dalam sebuah pola budaya hasil kreasi masyarakat, terutama di wilayah Jawa Timuran, kopi dan rokok terwadahi dengan sebuah mekanisme cangkrukan, lain halnya di daerah yogyakarta hal ini lebih dikenal dengan angkringan. Semua wadah itu untuk menfasilitasi mereka untuk saling ngobrol, melepas lelah, saling tukar informasi, dari persoalan rumah tangga hingga politik. Semua dilakukan dengan media kopi dan rokok, hingga muncul sebuah inspirasi atau ide.

Sejarah kopi
Kedekatan kopi dengan rokok sudah terjadi pada masa lampau, Menurut pendapat ahli sejarah berdasar manuskrip bahwa tradisi minum kopi itu dimulai dari orang-orang muslim Afrika pada tahun 1400 M. Awalnya orang Yaman yang membawa kopi dari ethiopia dan menyebarkannya di Arab. Namun, pendapat lain mengatakan di Masyarakata Ethiopia bahkan sudah mengenal tradisi minum kopi semenjak 800 SM. Jelas, kopi dibawa oleh orang-orang Yaman menyebar ke seluruh penjuru dunia dari Ethiopia.
Sedangkan di Indonesia dia awali dari penjahan Hindia belanda, pada tahun 1696, Komandan Pasukan Belanda Adrian Van Ommen yang membawa kopi berjenis arabika dari Malabar – India dan memulai mengembangkan kopi dengan menanamnya di Jakarta (Batavia waktu itu), tempat penanamannya sekarang sering kita sebut dengan Pondok Kopi.
Pada tahun 1711 melalui Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC), negara kita adalah eksportir kopi pertama di luar Arab dan Ethiopia. Penyebaran budidaya kopi di Indonesia tentu saja dengan budaya mengkonsumsi kopi itu juga. Hingga saat ini budaya minum kopi itu masih melekat di kehidupan masyarakat. 

Sejarah rokok
Rokok, awal mulanya dikonsumsi oleh suku-suku di Amerika, Indian, Maya dan Aztec, berupa tembakau yang dibakar dan dihisap melalui sebuah pipa. Kegiatan ini hanya dilakukan pada saat kelompok suku tersebut berkumpul bersama utnuk mempererat hubungan antar suku dan sebagai media komunikasi, selain itu mereka juga menggunakan tembakau sebagai pengobatan. Suku Indian menggunakannya sebagai media ritual mereka agar mampu berkomunikasi dengan dewa-dewa dan meminta petunjuk dewa tersebut.
            Pada abad ke-16, semenjak Christoper Columbus beserta armadanya menginjakkan kaki di Benua Amerika, tertarik untuk membawa budaya menghisap tembaku ini ke tempat asal mereka, yaitu Benua Eropa. Jean Nicot, seorang diplomat Perancis, yang kemudian namanya digunakan sebagai istilah Nikotin, mempopulerkannya di belahan Eropa lainnya. Di Eropa, Budaya merokok mengalami pergeseran nilai dari budaya induk semangnya, yang menggunakan budaya merokok untuk upacara ritual akan tetapi, para bangsawan Eropa menggunakannya untuk kesenangan belaka, trend, life style.
            Tembakau menjadi proyek produksi skala besar di awali ketika John Rolfe tertarik untuk membudidayakan tembakau dengan lebih serius dan menjadikannya komoditi ekspor terbesar.
            Setelah itu, pada abad ke-17, Para pedagang dari Spanyol masuk ke Turki, yang merupakan negara Islam. Dan akhirnya kemudian kebiasaan merokok masuk ke negara-negara Islam, dan belahan benua lainnya, hingga kini. Saat ini rokok juga menjadi bagian dari budaya berkomunikasi masyarakat, di warung-warung kopi, di acara kenduri selamatan, hajatan, di kampanye-kampanye parpol, di ruang-ruang kantor, mereka ngobrol dan menyampaikan uneg-unegnya sambil merokok. Bagi sebagian orang, merokok membuat mereka merdeka, lepas dari segala masalah, atau sebagai media untuk mencari ide, rasa ketenangan batin dan mendatangkan inspirasi dalam menunjang proses kreativitas.

Ternyata memang Kopi dan rokok sudah saling mengenal sejak dulu.
            Perkenalan kopi dan rokok sudah sejak zaman dulu, entah ditahun berapa dan di zaman apa? Cerita Kopi dan rokok, sama halnya denga Romeo dan Juliet, sebuah produk budaya yang mirip dengan kisah itu adalah kopi Lasem dan Kopi Cethe, mereka tercipta oleh kelompok budaya masyarakat tertentu dalam menyajikan kopi dan rokok, media kopi diidentikkan dalam rupa feminim dan rokok berperan dalam rupa maskulin. Kopi bertugas untuk menyelimuti kesendirian rokok dan menghiasi tubuh sang rokok. Disini, peran kopi bagi perokok, meski sebagai secondary item,  akan tetapi sangatlah penting, dan tidak dapat ditinggalkan atau disubstitusi dengan item yang lain. Keindahan dan kenikmatan menjadi sebuah instrumen dalam pola ngelelet/nyethe.
Modernisasi dari kopi dan rokok mengatakan [minum] kopi dan [me] rokok adalah sebuah tradisi zaman kuno yang kemudian mengalami pergeseran nilai mengikuti gerak laju perkembangan zaman. Rokok bukan lagi sebagai media ritual para dukun/tokoh keagamaan sebuah suku yang menjadi rokok sebagai cara berkomunikasi antara dewa atau roh nenek moyang, dan kopi Sekarang, kopi disajikan dengan cita rasa tinggi dan dinikmati dengan berbagai metode teknologi, tak ayal lagi penikmat kopi bukan dari masyarakat kelas bawah namun juga dinikmati oleh masyarakat kelas atas, kopi dan rokok tak lagi pahit.
Selamat [minum] Kopi dan [me] rokok.        

Tidak ada komentar: